Pemberangkatan santri ke Pondok Pesantren Al-Barokah, Klaten menggunakan transportasi kereta kelinci dengan jumlah 17 buah. Salah satu koordinator transportasi Nur Hidayatullah menjelaskan: “alasan memilih transportasi dengang menggunakan kereta kelinci karena biaya lebih efisien dan suasananya lebih bebas daripada transportasi lain. Sebenarnya mau menggunakan truk tetapi tidak jadi, karena dilihat kurang sopan dan lebih mementingkan keselamatan santri”.
Perkemahan pramuka santri Al-Muayyad Mangkuyudan diikuti oleh seluruh santri dengan jumlah kurang lebih 700-an santri meliputi MA, SMP, dan SMA. Selain itu perkemahan ini juga diikuti oleh seluruh Civitis Akademika Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan, Surakarta. Pihak panitia memberikan tema perkemahan ini yaitu “Kemandirian Santri, untuk Kejayaan NKRI”.
Ketua panitia, Fathkur menjelaskan bahwa: ”salah satu alasan kegiatan perkemahan ini dilaksanakan untuk melatih kemandirian dan kedisiplinan santri”.
Sebelum pemberangkatan perkemahan para santri dan seluruh civitis akademika pondok melakukan tahlil di Makam KH. Ahamad Umar (Pendiri Pondok Pesantre Al-Muayyad) serta berpamitan memohon doa restu dari pengasuh KH. Abdul Rozaq Shofawi, supaya diberikan kelancaran dalam kegiatan perkemahan pramuka santri.
Kegiatan yang disusun oleh dewan ambalan sangat membuat para santri perkemahan antusias untuk mengikutinya. “kegiatan yang ada di perkemahan salah satunya untuk mempererat hubungan anak-anak agar lebih semarak serta kelihatan meriah, jelas Munir, selaku koordinator lapangan”
Salah satu peserta kemah Evie Auliaanil mengatakan: “kegiatan kemah kemarin sangat menyenangkan dan seru, kami bisa saling mengenal dan bersilaturahmi dengan satu pondok dari santri SMP, SMA, dan MA. Kegiatan yang ada di perkemahan meliputi apel pembukaaan, mendirikan tenda, PBB, outbond, dan jerit malam. Kegiatan perkemahan yang paling seru menurut saya yaitu outbond di lapangan. Makanan di sana sangat enak sekali, ada ikan lele, kikil, sayur lodeh, oseng-oseng ati, es blewah, dll. Sehingga saya di perkemahan itu menjadi betah untuk tetap tinggal di Pondok Pesantren Al-Barokah”. oleh Anis Mega Puspaningrum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar